Ditinjau dari sistem kontrolnya,sistem kontrol traksi merupakan system yang mampu mempertahankan rasio slip diantara ban dan
permukaan jalan dengan cara mengontrol peralatan-peralatan guna memberikan
perlawanan percepatan terhadap perubahan kondisi permukaan jalan.
Kontrol traksi terdiri atas:
a. Kontrol Torsi
Engine, berfungsi mempertahankan kondisi steady state plant.
b. Kontrol Torsi
Pengereman, mencegah keberadaan torsi dengan memberikan gaya gesek yang berbeda
di antara kedua roda penggerak.
Sistem kontrol traksi direncanakan untuk
mencegah roda melintir dengan gaya akseleratif yang tinggi.
Kontrol
traksi dipasang pada system kendaraan
(mobil dan motor teknologi tinggi) yang berfungsi untuk menghindari wheelspin. Wheelspin adalah suatu kondisi dimana roda belakang mobil berputar
lebih cepat dari semestinya. hal ini terjadi karena tenaga dari mesin yang
diterima oleh roda belakang melebihi kemampuan grip ban. Grip ini muncul akibat
fungsi dari sifat karet ban dan tekanan ke bawah mobil yang berasal dari bobot
mobil itu sendiri atau downforce (gaya tekan ke bawah pada saat mobil melaju).
wheelspin
sering terjadi di mobil balap F1. Hal ini disebabkan karena bobot mobil F1 yang
ringan (tidak lebih dari 700 kg) tetapi mempunyai tenaga yang besar (sekitar
700 HP).Jadi agar tidak terjadi wheelspin
digunakanlah traction control.
Kontrol traksi terdiri atas komponen-komponen sebagai
berikut:
a. Wheel Speed sensor, sensor yang memberikan informasi kepada
ABS untuk ditindak lanjuti.
b. ECU (Electronic Control Unit) Input amplifier
IC menerima sinyal dari wheel speed sensor, sinyal frekwensi tersebut memberi
perintah tentang kecepatan roda penggerak. Microcontrollernya akan memproses
sinyal-sinyal percepatan dan kecepatan roda penggerak. Data data ini akhirnya
akan menyiapkan basis perhitungan dalam menentukan nilai akhir yang dibutuhkan
untuk kendali slip.
c.
Hydraulic
Unit
d.
Electronic throttle
control actuator
e.
Simplified throttle
control actuator
f. Fuel injection dan ignition
control (Pengurangan tekanan pompa mesin secara perlahan-lahan).
System kontrol traksi (TCS), juga dikenal
sebagai anti-slip regulasi (ASR). Biasanya digunakan sebagai fungsi sekunder pada
anti-lock braking system (ABS) pada kendaraan bermotor.
Intervensi (bantuan) terdiri dari satu atau lebih dari
berikut ini:
a. Mengurangi atau
menekan percikan urutan ke satu atau lebih silinder
b. Mengurangi pasokan
bahan bakar ke satu atau lebih silinder
c. Rem gaya yang
diterapkan pada satu atau lebih roda
d. Tutup throttle,
jika kendaraan ini dilengkapi dengan drive by wire throttle
e. Dalam turbo-charged
kendaraan, sebuah solenoida dapat meningkatkan kontrol digerakkan untuk
mengurangi dan karena itu meningkatkan tenaga mesin.
Biasanya, sistem kontrol traksi berbagi aktuator elektro-hidrolik rem
(tapi tidak menggunakan master silinder konvensional dan servo), dan sensor
kecepatan roda dengan sistem anti-lock braking system.